- Back to Home »
- Information »
- Sultan Hassanah Bolkiah Trophy 2012 - TIMNAS Kalah Atas Brunei
Posted by : Unknown
Sabtu, 10 Maret 2012
JAKARTA – Tim nasional (timnas) U-21 Indonesia gagal merebut gelar juara Sultan Hassanal Bolkiah Trophy 2012. Skuad muda Merah Putihharus mengakui ketangguhan tuan rumah Brunei Darussalam 0-2 di Hassanal Bolkiah Stadium kemarin malam.
Indonesia harus puas menjadi runner-up turnamen itu setelah Aminuddin Zakwan bin Tahir mencetak gol membuka tuan rumah pada menit ke-55. Brunei berhak berpesta di depan pendukungnya setelah Adi bin Said membuat keunggulan sekaligus memupus harapan Indonesia pada menit ke-75. Kendati layak mendapat apresiasi karena melaju ke final, tapi kegagalan dari Brunei kembali menjadi pekerjaan besar bagi PSSI.
Apalagi, timnas kalah dari Brunei yang sejatinya kualitas mereka berada di bawah Merah Putih.Kekalahan itu jelas menyedihkan mengingat Brunei baru bisa berpartisipasi di kancah sepak bola dunia seusai lepas dari sanksi FIFA per Mei 2011. Kenyataan itu membuat PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia pantas berkaca kembali.
Bukan saja merujukpadakegagalan Andik Vermansyah dkk di Brunei,tapi juga melihat keterpurukan timnas Indonesia di laga terakhir Grup E Zona Asia Pra-Piala Dunia 2014. Di pertandingan itu,Indonesia yang diwakili kebanyakan pemainU-23 dipermalukan Bahrain 0-10,Rabu (29/2). Rentetan kegagalan itu menjadi bukti bobroknya pembinaan sepak bola Tanah Air.
Para petinggi PSSI seharusnya menyadari masalah ini,bukannya terus memperkeruh keadaan dengan bersitegang memperebutkan kekuasaan. Tak dapat dimungkiri bahwa situasi sepak bola Indonesia dalam masalah besar saat ini. Itu terbukti dengan kegagalan demi kegagalan yang dipetik Indonesia, termasuk saat gagal mempersembahkan medali emas SEA Games XXVI/2011.
Padahal, Indonesia berstatus tuan rumah multievent dua tahunan tersebut. Pelatih timnas U-21 Indonesia Widodo C Putro menepis bahwa timnya bermain buruk di laga pamungkas tersebut. Mantan pelatih Persela Lamongan ini menilai para pemainnya telah tampil semaksimal mungkin.Hanya, keberuntungan memang belum berpihak kepada Indonesia. “Anak-anak telah memberikanyangterbaik.
Buktinya,Indonesia terus mengurung barisan pertahanan lawan kendati kerap gagal membuahkan hasil.Evaluasijelasakandilakukanseusai menjalani turnamen ini,”pangkasnya sebagaimana dilansir laman resmi turnamen. Menurut Widodo, kegagalan Indonesia di laga itu tak lepas dari kebuntuan Indonesia mengembangkan permainan terbaik.
Para pemainnya masih saja mengandalkan Andik meski striker milik Persebaya Surabaya itu mendapatkan pengawalan luar biasa dari pemain bertahan tuan rumah. Imbasnya, timnya gagal menembus pertahanan Brunei yang bermain ngotot saat disaksikan langsung Sultan Hassanal Bolkiah.“Kami kerap kesulitan.
Terpenting sekarang, anak-anak mendapat pembelajaran berharga dari sini,” tambahnya. Sementara PSSI belum bisa memberikan pernyataan tentang kekalahan skuad muda Merah Putih. Namun, mereka tentu memiliki langkah terbaik untuk kembali meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia ke depan. ● abd susila
Indonesia harus puas menjadi runner-up turnamen itu setelah Aminuddin Zakwan bin Tahir mencetak gol membuka tuan rumah pada menit ke-55. Brunei berhak berpesta di depan pendukungnya setelah Adi bin Said membuat keunggulan sekaligus memupus harapan Indonesia pada menit ke-75. Kendati layak mendapat apresiasi karena melaju ke final, tapi kegagalan dari Brunei kembali menjadi pekerjaan besar bagi PSSI.
Apalagi, timnas kalah dari Brunei yang sejatinya kualitas mereka berada di bawah Merah Putih.Kekalahan itu jelas menyedihkan mengingat Brunei baru bisa berpartisipasi di kancah sepak bola dunia seusai lepas dari sanksi FIFA per Mei 2011. Kenyataan itu membuat PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia pantas berkaca kembali.
Bukan saja merujukpadakegagalan Andik Vermansyah dkk di Brunei,tapi juga melihat keterpurukan timnas Indonesia di laga terakhir Grup E Zona Asia Pra-Piala Dunia 2014. Di pertandingan itu,Indonesia yang diwakili kebanyakan pemainU-23 dipermalukan Bahrain 0-10,Rabu (29/2). Rentetan kegagalan itu menjadi bukti bobroknya pembinaan sepak bola Tanah Air.
Para petinggi PSSI seharusnya menyadari masalah ini,bukannya terus memperkeruh keadaan dengan bersitegang memperebutkan kekuasaan. Tak dapat dimungkiri bahwa situasi sepak bola Indonesia dalam masalah besar saat ini. Itu terbukti dengan kegagalan demi kegagalan yang dipetik Indonesia, termasuk saat gagal mempersembahkan medali emas SEA Games XXVI/2011.
Padahal, Indonesia berstatus tuan rumah multievent dua tahunan tersebut. Pelatih timnas U-21 Indonesia Widodo C Putro menepis bahwa timnya bermain buruk di laga pamungkas tersebut. Mantan pelatih Persela Lamongan ini menilai para pemainnya telah tampil semaksimal mungkin.Hanya, keberuntungan memang belum berpihak kepada Indonesia. “Anak-anak telah memberikanyangterbaik.
Buktinya,Indonesia terus mengurung barisan pertahanan lawan kendati kerap gagal membuahkan hasil.Evaluasijelasakandilakukanseusai menjalani turnamen ini,”pangkasnya sebagaimana dilansir laman resmi turnamen. Menurut Widodo, kegagalan Indonesia di laga itu tak lepas dari kebuntuan Indonesia mengembangkan permainan terbaik.
Para pemainnya masih saja mengandalkan Andik meski striker milik Persebaya Surabaya itu mendapatkan pengawalan luar biasa dari pemain bertahan tuan rumah. Imbasnya, timnya gagal menembus pertahanan Brunei yang bermain ngotot saat disaksikan langsung Sultan Hassanal Bolkiah.“Kami kerap kesulitan.
Terpenting sekarang, anak-anak mendapat pembelajaran berharga dari sini,” tambahnya. Sementara PSSI belum bisa memberikan pernyataan tentang kekalahan skuad muda Merah Putih. Namun, mereka tentu memiliki langkah terbaik untuk kembali meningkatkan prestasi sepak bola Indonesia ke depan. ● abd susila