- Back to Home »
- Agama Hindu »
- Pendidikan Untuk Bayi Belum Lahir
Posted by : Unknown
Sabtu, 10 September 2011
Pemberian
pendidikan bagi bayi yang belum lahir memang tidak mungkin, apalagi bila
pemberiannya secara langsung. Tetapi ada juga jalan secara tidak langsung,
yaitu mengatur perikehidupan dan pikiran-pikiran orang tuannya, yang melalui
perasaan sang ibu akan berpengaruh pada watak si jabang bayi. Malahan usaha
pendidikan dan pembentukan watak jabang bayi ini dilakukan setiap kali suami
istri melakukan senggama, dengan pikiran yang tenang maka tercipta keturunan
yang baik. Tidak melakukan senggama secara liar dan pada sembarang waktu karena
apabila itu dilakukan akan menghasilkan keturunan yang liar pula.
Jadi yang dimaksud dengan Prenatal
Education ialah mendidik disiplin orang tua dan orang-orang disekitarnya.
Umpamanya sang ibu harus di didik soal kesehatan badan jika sudah mulai
mengandung. Semakin tua kandungannya semakin hati-hati menjaga kesehatan,
perasaan serta pikiran sang ibu. Sang calon ayah hendaknya selalu menjaga diri
dalam berkata-kata dan bertingkah laku sehingga tidak memberikan kesan negative
kepada istrinya yang secara tidak langsung berkesan negative pula pada calon
bayi. Misalnya semua bentuk penyelewengan dihindarkan.
Bila menghendaki anak yang tampan
atau cantik, maka sering-seringlah melihat hal-hal yang bagus atau indah.
Mengenangkan wajah-wajah tampan dan cantik, yang pintar dan baik hati,
mendengarkan nyanyian yang merdu, diajak mendengarkan kekawin-kekawin yang
ditembangkan oleh tetua dalam keluarga itu. Konsep ini bermaksud menuntun agar
bayi yang lahir kelak menjadi arif dan bijaksana. Selain itu, selama hamil
hendaknya sang ibu diberikan ajaran-ajaran agama dengan menekankan pada ajaran
tata susila.
Dari sejak terjadinya atau sejak
diketahuinya terjadi pembuahan, diadakan beberapa upacara sesuai perkembangan
jabang bayi yang ada dalam kandungan sang ibu. Setelah kandungan berumur antara
6-9 bulan di upacarailah dengan upacara magedong-gedongan. Tujuannya tidak lain
dari mendoakan kesehatan, keselamatan, perkembangan intelektual dan rasa bagi
si bayi yang positif, untuk nanti setelah menjadi manusia, sebagai dasar yang
positif dalam menerima segala pendidikan diluar kandungan. Apakah itu
pendidikan dalam sekolah ( Formal )
atau luar sekolah ( Non Formal ) dan
seterusnya. Segala usaha itulah yang bisa kita sebut sebagai pendidikan Prenatal, yang menjadi dasar segala
pendidikan di hari kemudiannya. Pendidikan sebelum lahir ini dari mengadakan
senggama sampai sang bayi lahir, dengan membebankan disiplin pada ibu dan
bapak. Itu merupakan jenjang pendidikan berdasarkan umur bayi dalam kandungan.
Ada juga jenjang pendidikan
berdasarkan tahapan hidup ( Catur Asrama
). Pendidikan pada saat Brahmacari
yaitu focus pada pengembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai
sebagai landasan pengembangan profesi. Pendidikan pada saat Grhasta yaitu focus pada pembinaan dan
kesejahteraan keluarga. Pada waktu menempuh hidup Wanaprasta yaitu fokus pendidikan itu pada pengurangan keterikatan
terhadap keduniawian. Sedangkan pada saat Bhiksuka
yaitu fokus pada penyerahan diri kehadapan Hyang
Parama Wisesa.
Demikianlah jenjang-jenjang
pendidikan berdasarkan tahapan-tahapan hidup Catur Asrama.