Posted by : Unknown Jumat, 28 Oktober 2011


OTONAN

B A B  I 
PENDAHULUAN.

Manusia yang beragama Hindu khususnya yang berasal dari keyakinan di Pulau Bali yang mana  setiap perubahan hidupnya  dalam dirinya dibuatkanlah upacara dengan upakara-upakara sesuai dengan tahapan hidupnya seperti : Bayi dalam kandungan,bayi baru lahir, bayi kepus puser, bayi yang berumur 12 hari yang disebut upacara lepas hawon, upacara tutug kambuhan,upacara tiga bulan atau disebut nyambutin, bayi yang berumur 210 hari  disebut upacara oton, bayi tumbuh gigi dibuat upacara ngepugin, upacara makupak, upacara ngraja, upacara metatah,upacara mawinten, upacara pawiwahan
            Melihat dari upacara-upacara tersebut diatas proses satu putaran hidup  menjadi manusia  banyak sekali dibuatkan upacara Manusa Yadnya. Yang pada  pokoknya jenis upacara Manusa Yadnya debedakan menjadi dua bagian acara yaitu :
a.    upacara praenatal (sebelum lahir),
b.    upacara post natal (setelah lahir).
Dari sekian macam jenis upacara manusa Yadnya akan dibahas salah satu yaitu “Otonan” dengan pembahasan :
1.    Tujuan upacara Otonan.
2.    Upakara-upakara yang digunakan pada saat Maotonan.
3.    Proses pelaksanaan upacara.
Dari pokok bahasan tersebut di atas akan dicoba diuraikan daftar pustaka pula berdasarkan pengamatan tradisional di Bali. Yang berdasarkan budaya Bali.

B A B. II
 PEMBAHASAN
1.    Tujuan Upacara Otonan.
Setelah anak berumur 210 hari atau enam bulan, dibuat upacara satu oton sering juga disebut weton. Kata ini  berasal dari kata  “Wetuan”, yang mana wetu berarti lahir  kata wetu ditambah an menjadi  wetuan (weton) artinya kelahiran sering juga disebut wedalan. Kata wedalan berasal dari kata  wedal yang berarti  lahir. Kata ini sama artinya  dengan medal.
            Tujuan upacara  oton ini adalah untuk memperingati  hari kelahiran seseorang  atau sesuatu. Dasar untuk menentukan hari lahir  ini adalah pertemuan  saptawara dengan pancawara, dan wuku. Misalnya Hari Buda Kliwon Sinta, kemudian lagi enambulannya  (210 hari jumpa lagi dengan hari yang sama, maka desebut satu oton sebagai hari lahir seseorang. Jadi itulah yang dipakai pedoman dalam memperingati  otonan seseorang  Bagi umat Hindu, akan sangat baik  bila otonan ini dirayakan berkelanjutan  bahkan sampai akhir ayat.
            Juga tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon perlindungan, keselamatan  dan pensucian dari Hyuang Widhi Wasa dengan berbagai manifestasi-Nya. Upacara ini sekaligus merupakan acara inisiasi, oleh karena  acara ini diikuti dengan acara turun ketanah.

2.    Upakara-upakara yang digunakan pada saat Maotonan
2.1. Tingkat Bebangkit ditambah Pengempugan terbagi atas  beberapa bagian  upakara yaitu :
a.    Banten  ayaban tingkat Bebangkit.
b.    Banten di Surya.
c.    Banten turun tanah berisi geti-geti.
d.    Banten Megunting.
e.    Banten Ari-ari
f.     Banten pada Kumara.
2.2. Satu soroh ayaban Bebangkit
a.    Dua soroh suci
b.    Dua soroh tempeh masrobong
3.    Proses Pelaksanaan upacara.
a. Banten Panglukatan
      Ida Pedanda melakukan pemujaan, dan nglukat upakara dan  yang diupacarai ( yang di oton ).
b.Nyambutin
 Anak yang di oton ditutup oleh “Keranjang” sangkar Ayam yang didalamnya ada tempayan yang berisi air, berisi belut, udang, (suluruh ikan yang didapat  pada isi sungai), juga tempayan yang berisi air tersebut diisi bermacam-mcam perhiasan seperti gelang, cincin, kalong, Batu gulitan, perak, uang kepeng dua ratus (satak) anak  yang di otoni “diabin” dipangku oleh seorang anak yang belum ketus giginya, dan apabila yang diotoni (diupacarai) laki-laki hendaknya yang memangku lanak laki-laki. Dan apabila yang diupacarai perempuan dipangku oleh seorang anak perempuan, juga anak perempuan yang memangku itu belum ketus giginya. Anak yang diupacarai maoton mengambil ikan yang ada pada tempayan tersebut, pula perhiasan yang ada pada tempayan. Dan pada rangkaian upacara otonan dilengkapi dengan ayam patuun dan “Nyuh pakekeh” (Tanem tuwuh), apabila  yang dioton laki-laki hendaknya ayam yang dipergunakan  ayam pejantan dan ayam itu tidak boleh dipotong. Apabila yang dioton perempuan ayamnya juga betina juga tidak boleh dipotong, dan apabila sudah bertelur dan mempunyai anak telur dan anaknya  baru bisa dipotong atau dipergunakan sebagai penyerta upacara. Terhadap “nyuh pakekeh”  itu dipergunakan untuk pijer ditanam (tanem tuwuh), biar sampai besar), harapan sampai berbuah.
Setelah upacara penyambutan ditutup “ditangkeb dengan guwungan” dilanjutkan  dengan pemotongan rambut oleh Ida Pendanda.  Setelah selesai baru dilakukan persembahyangan dengan urutan :
4.    Muspa puyung
5.    Muspa ngangge Sekar keahadapan Hyang Siwa Raditya.
6.    Kepada Kakawitan (sanggar rong tiga).
7.    Muspa Ngangge kwangen ditujukan kepada Sanghyang Ibu pertiwi, nunas waranugrahan Ida.
8.    Muspa puyung.
Setelah rangkain upacara pemuspaan dilanjutkan dengan metirta yang
diperciki oleh  Ida Pendanda yang muput proses upacara otonan.





B A B. III
PENUTUP.
1.    Kesipulan.
Dari uraian tersebut diatas upacara otonan menurut kepercayaan Agana Hindu  di Bali khususnya adalah sangat penting  mengapa karena Tujuan upacara  oton ini adalah untuk memperingati  hari kelahiran seseorang  atau sesuatu. Dasar untuk menentukan hari lahir  ini adalah pertemuan  saptawara dengan pancawara, dan wuku. Misalnya Hari Buda Kliwon Sinta, kemudian lagi enambulannya  (210 hari jumpa lagi dengan hari yang sama, maka desebut satu oton sebagai hari lahir seseorang. Jadi itulah yang dipakai pedoman dalam memperingati  otonan seseorang  Bagi umat Hindu, akan sangat baik  bila otonan ini dirayakan berkelanjutan  bahkan sampai akhir ayat.
            Juga tujuan dari upacara ini adalah untuk memohon perlindungan, keselamatan  dan pensucian dari Hyuang Widhi Wasa dengan berbagai manifestasi-Nya. Upacara ini sekaligus merupakan acara inisiasi, oleh karena  acara ini diikuti dengan acara turun ketanah.
2.    Saran-saran.
a.    Dikarnakan pelaksanaan upacara otonan diberbagai desa dan Kabupaten sangat tergantung dari Desa, Kala , dan Patra perbedaan pelaksanaan dan upakara yang dipergunakan jangan diperdebatkan sampai menimbulkan percekcokan.
b.    Kritik dan masukan yang didasari dengan ketulusan dan kejernihan pemikiran  demi kesempurnaan tulisan ini guna  untuk kepentingan Umat Hindu sangat diharpkan

Leave a Reply

Please leave your comment here...

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

- Copyright © Oktalavida's Blog -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -