- Back to Home »
 - Kimia »
 - Materi Lengkap Hidrokarbon
 
Posted by : Unknown
Minggu, 29 April 2012
A.   Kekhasan / Keunikan Atom Karbon  
 
B. Kedudukan Atom Karbon
 
 
   
   
  Deret Homolog Alkana  
 
   
   
 
 
 
Isomer Alkana
  
Tata Nama Alkana
 
 
 
 
   
   
Sumber dan Kegunaan Alkana
 
 
 
 
 
 
 
Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
 
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
 
 
Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.
a) Keisomeran Struktur.
 
 
 
a. Pembakaran
 
 
 
 
Penjelasan :
a. Pembakaran
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 o 
 Sesuai dengan nomor golongannya (IVA), atom karbon mempunyai 4 elektron
 valensi. Oleh karena itu, untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom 
karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. 
 o  Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon; berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. 
 o  Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang). 
 o  Rantai karbon yang terbentuk dapat bervariasi yaitu : rantai lurus, bercabang dan melingkar (  siklik ). 
B. Kedudukan Atom Karbon
  Dalam senyawa hidrokarbon, kedudukan atom karbon dapat dibedakan sebagai berikut : 
 ·  Atom C  primer  : atom C yang mengikat langsung 1 atom C yang lain
 ·  Atom C  sekunde r : atom C yang mengikat langsung 2 atom C yang lain
 ·  Atom C  tersier  : atom C yang mengikat langsung 3 atom C yang lain
 ·  Atom C  kuarterner  : atom C yang mengikat langsung 4 atom C yang lain
  C.   Klasifikasi / Penggolongan Hidrokarbon (terdiri dari atom C dan H)  
 a.   Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :  
 §  Hidrokarbon  alifatik  = senyawa hidrokarbon dengan  rantai terbuka jenuh (ikatan tunggal) maupun  tidak jenuh (ikatan rangkap). 
 §  Hidrokarbon  alisiklik  = senyawa hidrokarbon dengan  rantai melingkar / tertutup (cincin). 
 §  Hidrokarbon  aromatik  = senyawa hidrokarbon dengan  rantai melingkar (cincin) yang mempunyai  ikatan antar atom C tunggal dan  rangkap secara selang-seling / bergantian (  konjugasi ).
  b.   Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya :  
 Ø  Hidrokarbon  jenuh  = senyawa hidrokarbon yang  ikatan antar atom karbonnya merupakan  ikatan tunggal. 
 Ø  Hidrokarbon  tak jenuh  = senyawa hidrokarbon yang memiliki  1 ikatan rangkap dua (alkena), atau  lebih dari 1 ikatan rangkap dua (alkadiena), atau  ikatan rangkap tiga (alkuna). 
D. Alkana
Alkana
 o  Adalah  hidrokarbon alifatik jenuh yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan antar atom karbonnya merupakan ikatan tunggal. 
 o  Rumus umum alkana yaitu :   C  n H  2n+2     ; n = jumlah atom C  
 
 Adalah suatu golongan / kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang 
sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya  mempunyai beda CH  2  . 
  Sifat-sifat deret homolog : 
 o  Mempunyai sifat kimia yang mirip 
 o  Mempunyai rumus umum yang sama 
 o  Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14 
 o  Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya 
|   rumus  |    nama  |    rumus  |    nama  |  
|   CH 4   |    metana  |    C 6 H 14   |    heksana  |  
|   C 2 H 6   |    etana  |    C 7 H 16   |    heptana  |  
|   C 3 H 8   |    propana  |    C 8 H 18   |    oktana  |  
|   C 4 H 10   |    butana  |    C 9 H 20   |    nonana  |  
|   C 5 H 12   |    pentana  |    C 10 H 22   |    dekana  |  
  Sifat-sifat Alkana 
- merupakan senyawa nonpolar, sehingga tidak larut dalam air
 - makin banyak atom C (rantainya makin panjang), maka titik didih makin tinggi
 - pada tekanan dan suhu biasa, CH 4 - C 4 H 10 berwujud gas, C 5 H 12 - C 17 H 36 berwujud cair, diatas C 18 H 38 berwujud padat
 - mudah mengalami reaksi subtitusi dengan atom-atom halogen (F 2, Cl 2, Br 2 atau I 2 )
 - dapat mengalami oksidasi (reaksi pembakaran)
 
Isomer Alkana
  Alkana yang mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus struktur beda
  CH 4, C 2 H 6, C 3 H 8 tidak mempunyai isomer 
|   alkana  |    
  jumlah isomer  
 |  
|   C 4 H 10   |    2  |  
|   C 5 H 12   |    3  |  
|   C 6 H 14   |    5  |  
|   C 7 H 16   |    9  |  
|   C 8 H 18   |    28  |  
|   C 9 H 20   |    35  |  
|   C 10 H 22   |    75  |  
Tata Nama Alkana
  Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik) : 
 1)  Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian : 
 o  Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang 
 o  Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk 
 2)   Rantai induk  
 adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2 atau lebih 
rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.  Induk diberi nama  alkana sesuai dengan panjang rantai. 
 3)  Cabang diberi nama  alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran  –ana menjadi  –il.   Gugus alkil mempunyai rumus umum :   C  n H  2n+1    dan dilambangkan dengan  R  
 4)  Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. 
 Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 
ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor
 terkecil. 
 5)  Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan awalan  di, tri, tetra, penta dst. 
 6)  Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut.  Awalan  normal, sekunder dan  tersier diabaikan. Jadi  n-butil, sek-butil dan  ters-butil dianggap berawalan  b-.  
  Awalan  iso- tidak diabaikan. Jadi  isopropil berawal dengan huruf  i- . 
 Awalan  normal, sekunder dan  tersier  harus ditulis dengan  huruf cetak miring . 
 7) 
 Jika penomoran ekivalen dari kedua ujung rantai induk, maka harus 
dipilih sehingga cabang yang harus ditulis terlebih dahulu mendapat 
nomor terkecil. 
  Berdasarkan aturan-aturan tersebut di atas, penamaan alkana bercabang dapat dilakukan dengan 3 langkah sebagai berikut : 
 1)  Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak. 
 2)  Penomoran, dimulai dari salah 1 ujung sehingga cabang mendapat nomor terkecil. 
 3) 
 Penulisan nama, dimulai dengan nama cabang sesuai urutan abjad, 
kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan 
dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda 
koma (,) antara angka dengan huruf dipisahkan dengan tanda jeda (-). 
 Atau lebih singkatnya adalah: - Jika rantai lurus, nama sesuai dengan jumlah alkana dengan awalan n-(alkana)
 - Jika rantai cabang;
 -  
- Tentukan rantai terpanjang (sebagai nama alkana)
 - Tentukan rantai cabangnya (alkil)
 - Pemberian nomor dimulai dari atom C yang paling dekat dengan cabang
 - Alkil-alkil sejenis digabung dengan awalan di(2), tri(3), dst
 - Alkil tak sejenis ditulis berdasar abjad (butil, etil, metil,..) atau dari yang paling sederhana (metil, etil, propil,....)
 
 
  Gugus Alkil 
  Alkana yang telah kehilangan 1 atom H 
 C n H 2n+1  Sumber dan Kegunaan Alkana
   Alkana   adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. 
 Kegunaan alkana, sebagai : 
 ·  Bahan bakar 
 ·  Pelarut 
 ·  Sumber hidrogen 
 ·  Pelumas 
 ·  Bahan baku untuk senyawa organik lain 
 ·  Bahan baku industri
E. Alkena 
   o    Adalah  hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap dua (–C=C–) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 2 disebut  alkadiena, yang mempunyai 3 ikatan rangkap 2 disebut  alkatriena dst. 
   o    Rumus umum alkena yaitu :   C n H 2n     ; n = jumlah atom C  
  Tata Nama Alkena  
   1)    Nama alkena diturunkan dari nama alkana yang sesuai (yang jumlah atom Cnya sama), dengan mengganti akhiran  –ana menjadi  –ena . 
   2)    Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. 
 3)  Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil. 
   4)   
 Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari 
atom C berikatan rangkap yang paling tepi / pinggir (nomor terkecil). 
   5)    Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana. 
  Sumber dan Kegunaan Alkena  
 
 Alkena dibuat dari alkana melalui proses pemanasan atau dengan bantuan 
katalisator (cracking). Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku 
industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.
F. Alkuna
   o    Adalah  hidrokarbon alifatik tak jenuh yaitu hidrokarbon dengan satu ikatan rangkap tiga (–C≡C–) . Senyawa yang mempunyai 2 ikatan rangkap 3 disebut  alkadiuna, yang mempunyai 1 ikatan rangkap 2 dan 1 ikatan rangkap 3 disebut  alkenuna . 
   o    Rumus umum alkuna yaitu :   C n H 2n-2     ; n = jumlah atom C  
  Tata Nama Alkuna  
   o    Nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran  –ana menjadi  –una . 
   o     Tata nama alkuna bercabang    sama seperti penamaan alkena. 
  Sumber dan Kegunaan Alkuna  
  Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah  etuna (asetilena), C 2 H 2 .  Gas  asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja.
G. Keisomeran
Isomer   adalah senyawa-senyawa yang  mempunyai rumus molekul yang sama tetapi  mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda .
 
 Struktur berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan 
konfigurasi berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. 
  Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu : 
   o     Keisomeran struktur   : keisomeran karena perbedaan struktur. 
   o     Keisomeran ruang   : keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus molekul dan strukturnya sama). 
  Keisomeran Struktur  Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
   ·     keisomeran kerangka   : jika rumus molekulnya sama tetapi rantai induknya (kerangka atom) berbeda. 
   ·     keisomeran posisi   : jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka atom) sama tetapi posisi cabang / gugus penggantinya berbeda. 
   ·     keisomeran gugus fungsi  
  Keisomeran Ruang  Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
   o     keisomeran geometri   : keisomeran karena perbedaan arah (orientasi) gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama. 
   o     keisomeran optik   . 
   A.      Keisomeran pada Alkana  
   o    Tergolong keisomeran struktur yaitu perbedaan kerangka atom karbonnya.  Makin panjang rantai karbonnya, makin banyak pula kemungkinan isomernya. 
   o    Pertambahan jumlah isomer ini tidak ada aturannya. Perlu diketahui juga bahwa  tidak berarti semua kemungkinan isomer itu ada pada kenyataannya. 
   o    Misalnya : dapat dibuat 18 kemungkinan isomer dari C 8 H 18, tetapi tidak berarti ada 18 senyawa dengan rumus molekul C 8 H 18 .
   o    Cara sistematis untuk mencari jumlah kemungkinan isomer pada alkana : 
   B.      Keisomeran pada Alkena  Dapat berupa keisomeran struktur dan ruang.
a) Keisomeran Struktur.
   §    Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi ikatan rangkap atau karena perbedaan kerangka atom C. 
   §    Keisomeran mulai ditemukan pada butena yang mempunyai 3 isomer struktur. Contoh yang lain yaitu alkena dengan 5 atom C. 
   b)      Keisomeran Geometris.  
   Ø   
 Keisomeran ruang pada alkena tergolong keisomeran geometris yaitu : 
karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. 
  Contohnya :  
   o    Keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena yaitu  cis -2-butena dan  trans -2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama tetapi berbeda konfigurasi (orientasi gugus-gugus dalam ruang). 
   o    Pada  cis -2-butena, kedua gugus metil terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap; sebaliknya pada  trans -2-butena, kedua gugus metil berseberangan. 
   Ø   
 Tidak semua senyawa yang mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya 
(C=C) mempunyai keisomeran geometris. Senyawa itu akan mempunyai 
keisomeran geometris jika kedua atom C yang berikatan rangkap mengikat 
gugus-gugus yang berbeda. 
   C.      Keisomeran pada Alkuna  
   v    Keisomeran pada alkuna tergolong  keisomeran kerangka dan  posisi . 
   v    Pada alkuna  tidak terdapat keisomeran geometris. 
   v    Keisomeran mulai terdapat pada butuna yang mempunyai 2 isomer. 
  
H. Sifat-Sifat Hidrokarbon
 Meliputi :     a)      Sifat-Sifat Fisis  
b) Sifat Kimia Berkaitan dengan reaksi kimia.
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
 
b) Sifat Kimia Berkaitan dengan reaksi kimia.
1) Reaksi-reaksi pada Alkana
  Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut  parafin yang artinya  afinitas kecil .  Reaksi terpenting dari alkana adalah  reaksi pembakaran, substitusi dan  perengkahan ( cracking ). 
  Penjelasan :  a. Pembakaran
   o    Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan uap air, sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap air, atau jelaga (partikel karbon). 
   b.      Substitusi atau pergantian  
   ·    Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya  golongan halogen . 
   ·    Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain disebut  reaksi substitusi . 
   ·    Salah satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah  halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan atom halogen, khususnya klorin ( klorinasi ). 
   ·    Klorinasi dapat terjadi jika alkana direaksikan dengan klorin. 
   c.      Perengkahan atau  cracking   
   §    Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-potongan yang lebih pendek. 
   §    Perengkahan dapat terjadi  bila alkana dipanaskan pada  suhu dan tekanan tinggi  tanpa oksigen . 
   §    Reaksi ini juga dapat dipakai  untuk membuat alkena dari alkana .  Selain itu juga dapat digunakan untuk  membuat gas hidrogen dari alkana . 
   2)      Reaksi-reaksi pada Alkena  
   o    Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya ikatan rangkap C=C. 
   o    Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi :  reaksi pembakaran, adisi dan  polimerisasi . 
Penjelasan :
a. Pembakaran
   §   
 Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar. Jika dibakar 
di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada 
alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi 
daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan lebih 
banyak oksigen. 
   §    Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO 2 dan uap air. 
   b.      Adisi (penambahan = penjenuhan)  
   o    Reaksi terpenting dari alkena adalah  reaksi adisi yaitu reaksi penjenuhan ikatan rangkap . 
   c.      Polimerisasi  
   ·    Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi molekul yang besar. 
   ·     Molekul sederhana    yang mengalami polimerisasi disebut   monomer , sedangkan hasilnya disebut   polimer  . 
   ·     Polimerisasi alkena   terjadi  berdasarkan reaksi adisi . 
   ·    Prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 
   ü    Mula-mula ikatan rangkap terbuka sehingga terbentuk gugus dengan 2 elektron tidak berpasangan. 
   ü    Elektron-elektron tidak berpasangan tersebut kemudian membentuk ikatan antar gugus sehingga membentuk rantai. 
   3)      Reaksi-reaksi pada Alkuna  
   o   
 Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan
 rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan
 dengan alkena. 
   o    Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida (HX). 
   o    Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku  aturan Markovnikov yaitu : 
  “ 
 Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda,
 maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H ” 
  “ 
 Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, 
maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling 
panjang “
I. Senyawa Hidrokarbon
 Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. 
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya 
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari
 banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, 
gas alam, plastik dan lain-lain.
 
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon. 
Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, 
para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon 
dalam molekulnya.
 Berdasarkan 
susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa 
hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan
 rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, 
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan 
tidak jenuh.
  - 
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya 
berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
 Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh:
  -
 Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya 
terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua
 dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna. Contoh 
senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh:
    -
 Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya 
melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. 
Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
   ·   senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
J. Evaluasi
 1. Bagaimanakah rumus umum alkena dan alkuna?
  2. Jika jumlah atom C = 4, berapa jumlah atom H yang dibutuhkan pada alkena, dan alkuna?
  3. Apakah nama alkena alkuna yang paling sederhana?
  4. Apakah nama alkena, alkuna yang memiliki enam atom karbon?
 5. Tuliskan rumus struktur 1-pentena dan 1-butuna!
  6. Tuliskan rumus struktur 4,4-dimetil-2-pentena!
 7. Tuliskan rumus struktur 3-metil-1-heksuna!

